Jul 18, 2009

Perjalanan Istimewa Isra Mi'raj : Menyaksikan 10 Azab Bagi Wanita

Isnin(20/7/09), merupakan hari yang bertepatan dengan peristiwa 27 Rajab, hampir 13 abad silam. Sejarah mencatat peristiwa penting dalam kerasulan Nabi Muhammad SAW, yaitu perjalanan Isra Mi'raj. Berlangsung dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, serta dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh.
"Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil-Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkati sekelilingnya (dengan diturunkannya nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya), agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."(Surat al-Isra, ayat 1).

Peristiwa tersebut terjadi setahun sebelum hijrahnya Nabi SAW ke Madinah, bertepatan dengan tahun 721 Masehi. Peristiwa ini terjadi di tengah-tengah tekanan dan hinaan yang berat yang dialami oleh Rasulullah dan para sahabat dari kelompok musyrikin Makkah seperti Abu Jahal dan Abu Lahab.

Isra Mi'raj adalah perjalanan cepat Nabi Muhammad pada malam hari atas takdir dan keinginan Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Baginda kemudian naik ke langit sampai Sidratul Muntaha. Bahkan ke Mustawa dan sampai di bawah Arasy Allah (suatu tempat di mana alam ini diatur) dengan menembus tujuh lapis langit, lalu kembali ke Makkah di malam yang sama. Kisah-kisah dalam peristiwa Isra dan Mi'raj mengandung sesuatu yang sangat menakjubkan, karena perjalanan tersebut tidak sama dengan yang ditempuh manusia biasa. Tapi ini perjalanan istimewa menggunakan kendaraan Allah yang kecepatannya tidak bisa ditandingi oleh apa saja yang diciptakan manusia.

Dalam peristiwa itu Rasulullah SAW diperlihatkan tentang kekuasaan Allah serta balasan yang akan diterima oleh umatnya di akhirat nanti. Firman Allah: "Dan Nabi Muhammad SAW telah melihat (Jibril dalam bentuk rupanya yang asli) di waktu yang lain yaitu di Sidratul Muntaha. Di dalamnya ada surga yang merupakan tempat tinggal ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatan (Nabi Muhammad SAW) tidak berkisar pada menyaksikan dengan jelas (tentang pemandangan yang indah seperti yang diizinkan untuk melihatnya), dan tidak pula melampaui batas. Dan Baginda telah melihat sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah." (Surat an-Najm, ayat 13-18).

Wanita beriman

Di antara pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa itu adalah mengenai wanita. Rasulullah SAW melewati satu daerah yang menebar bau yang sangat harum seperti bau kasturi. Lalu Baginda bertanya kepada Jibril, daerah apakah yang sedang mereka lewati.

Jibril menjawab: "Itulah makam Masyitah, seorang wanita penghulu syurga." Dia adalah pengasuh anak Firaun, pemerintah yang kejam di Mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Masyitah memiliki fisik yang lemah, tapi memiliki semangat dan jiwa keislaman yang kuat hingga mampu menepikan keangkuhan Firaun.

Masyitah adalah pelayan raja. Dia adalah seorang rakyat yang masih sadar dan beriman kepada Allah. Tetapi karena kekejaman Firaun, dia dan yang lainnya terpaksa menyembunyikan keimanan mereka. Pada suatu hari, ketika Masyitah menyisir rambut putri Firaun, tiba-tiba sikat itu terjatuh. Dengan tidak sengaja, dia menyebut nama Allah. Ketika sang putri mendengarnya, bertanya kepada Masyitah, siapakah Allah itu. Masyitah pada awalnya enggan menjawab, tetapi setelah didesak berkali-kali, dia akhirnya memberitahukan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Esa dan Tuhan Sekalian Alam.

Putri itu mengadu hingga menyebabkan Firaun sangat marah mengetahui Masyitah menyembah tuhan selain dirinya. Masyitah dipaksa Firaun agar mengakui dirinya (Firaun) sebagai Tuhan, tetapi dengan penuh keberanian dia berkata: "Tuhan aku dan Tuhan kamu adalah Allah." Kata-kata tersebut menimbulkan kemarahan Firaun. Lalu dia memerintahkan menterinya, Hammam, agar membuat patung sapi dari tembaga dan diisi minyak untuk merebus Masyitah dan keluarganya.

Ketika tiba giliran bayinya yang akan dimasukkan ke dalam patung sapi, Masyitah hampir mengaku kalah dan menyerah kepada keinginan Firaun karena sangat sayang kepada anaknya. Tetapi dengan kehendak Allah, terjadi kejadian yang luar biasa. Secara tiba-tiba bayi tersebut dengan fasih berkata: "Wahai ibuku! Teruskanlah dan jangan menyerah kalah, sesungguhnya engkau di jalan yang benar."

Masyitah dan keluarganya mempertahankan keimanan mereka dengan mengatakan "Allah Tuhan Yang Esa dan Firaun hanya manusia biasa". Lalu semuanya syahid dibunuh oleh Firaun. Keberanian seorang wanita memperjuangkan kebenaran dan keimanan ini diperingati setiap tahun oleh seluruh manusia melalui peristiwa Isra dan Mi'raj. Semua anggota keluarga Masyitah mendapat balasan syahid dari Allah karena mempertahankan akidah hingga mati.

Wanita durhaka
Dalam perjalanan tersebut, Baginda juga diperlihatkan tentang 10 jenis siksaan yang menimpa wanita hingga Rasulullah SAW menangis setiap mengenangnya. Di antaranya tentang perempuan yang digantung dengan rambut dan otak di kepalanya mendidih. Mereka adalah perempuan yang tidak mau melindungi rambutnya dari pandangan lelaki lain.

Siksaan lain yang diperlihatkan kepada Baginda adalah perempuan yang digantung dengan lidah, tangannya dikeluarkan dari punggung, dan minyak panas dituangkan ke dalam kerongkongnya. Mereka adalah perempuan yang suka menyakiti hati suami dengan perkataan.

Baginda juga melihat bagaimana perempuan digantung buah dadanya dari arah punggung dan air pohon zakum dituangkan ke dalam kerongkongnya. Mereka adalah perempuan yang menyusui anak orang lain tanpa izin dari suaminya. Ada pula perempuan yang diikat kedua kakinya serta kedua tangannya sampai ke ubun-ubun, dililit oleh beberapa ekor ular, dan kalajengking. Mereka adalah perempuan yang mampu shalat dan berpuasa tetapi tidak mau mengerjakannya, tidak wudhu dan tidak mau mandi junub. Mereka sering keluar rumah tanpa izin suaminya dan tidak mandi bersuci setelah haid dan nifas.

Baginda lalu melihat perempuan yang makan daging tubuhnya sendiri sedangkan di bawahnya ada api yang menyala. Mereka adalah perempuan yang berhias agar dilihat oleh lelaki lain dan suka menceritakan keburukan orang lain. Baginda juga melihat perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka. Mereka adalah perempuan yang suka membanggakan diri sendiri agar orang melihat perhiasannya.

Siksaan lain yang dilihat oleh Baginda adalah perempuan yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya seperti keledai. Mereka adalah perempuan yang suka mengadu domba dan sangat suka berdusta. Ada juga perempuan yang Baginda lihat, wajahnya berbentuk anjing dan beberapa ekor ular serta kala jengking masuk ke dalam mulutnya lalu keluar melalui duburnya. Mereka adalah perempuan yang suka marah kepada suaminya dan memfitnah orang lain.

Jul 13, 2009

Qada’ puasa, bayar fidyah dan ukuran cupak

Qada puasa adalah wajib ditunaikan terlebih dahulu sebelum datangnya bulan Ramadhan. Malah puasa sunat juga diharamkan untuk dikerjakan sebelum mengqada’ puasa yang tertinggal sebelumnya.

Sekiranya tidak berkesempatan, maka kita diwajibkan membayar fidyah. Fidyah bererti membayar denda berbentuk beras kepada fakir miskin.

Kadar fidyahnya mudah sahaja, iaitu sehari tinggal puasa bersamaan dengan fidyah secupak beras untuk tahun pertama. Tahun berikutnya digandakan mengikut tahun (lihat contoh mudah di hujung artikel ini).

Persoalan yang pertama, banyak mana sebenarnya ukuran secupak beras?

Secupak beras adalah bersamaan dengan 556 gram, iaitu lebih sedikit daripada setengah kilo, tetapi jauh lagi nak sampai satu kilo.

Dalam hal ini, satu perkara perlu diberi perhatian, iaitu membayar lebih tidak mengapa, membayar kurang jangan sekali.

Persoalan yang kedua, kepada siapa seelok-eloknya kita perlu membayar fidyah?

Ada pendapat yang mengatakan bayar fidyah lebih afdal terus kepada fakir miskin, daripada melalui amil yang dilantik.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahawa lebih afdal membayar fidyah melalui amil, kerana amil telah dilantik dengan cara tertentu oleh pihak berkuasa. Tambahan pula, bukan senang hendak mencari fakir miskin di kawasan tempat tinggal kita.

Bagaimana pun menurut Imam Shafie, ikut mana-mana pendapat yang dirasakan sesuai kecuali apabila ditentukan oleh mufti negeri masing-masing. Dalam hal ini mufti wajib diutamakan.

Ini kerana kedudukan mufti negeri adalah yang tertinggi selepas sultan. Mufti negeri merupakan suara kepada sultan dalam bab agama. Oleh sebab itu, wajib dituruti.

Sebab itu dalam Islam, mufti tidak perlu menjadi terkenal. Seorang mufti adalah seorang yang senyap, tidak banyak berkata-kata, bersembang, dan sebagainya yang boleh menjatuhkan kredibiliti seorang yang berdarjat tinggi.

Kata seorang tokoh agama, seorang mufti tidak perlu ada blog, tidak perlu terlibat dalam politik, dan sebagainya seperti seorang hakim yang dilantik kerajaan.

Begitu juga keadaannya dengan Qadhi, yang kita lihat di zaman sekarang lebih banyak berpolitik, bersosial dan sebagainya yang mana sepatutnya kedudukan Qadhi adalah setaraf dengan hakim tadi.

Persoalan yang ketiga, berapakah nilai pendapatan yang boleh diklasifikasikan sebagai fakir miskin?

Nilai fakir sebenarnya boleh diukur begini. Ambil RM10 untuk buat pengukuran. Andaikan seseorang itu memerlukan RM10 sehari untuk perbelanjaan harian, termasuk diri sendiri dan tanggungan di bawahnya.

Sekiranya pendapatannya sehari cuma RM3. Maka dia adalah seorang fakir. Sekiranya pendapatannya RM7, maka dia adalah seorang yang miskin.

Sekiranya pendapatannya RM10, maka dia seorang yang sederhana. Sekiranya pendapatannya RM12, maka dia seorang yang berada. Sekiranya pendapatannya RM18, maka dia seorang yang kaya.

Begitulah ukuran yang mudah digunakan. Di manakah kedudukan anda?

Katakan anda perlu bayar rumah, kereta, tanah ladang, aset sana sini, kad kredit, pinjaman peribadi, dan sebagainya, yang mana baki akhir gaji anda menunjukkan bahawa anda hanya boleh berbelanja sebanyak RM3 sahaja dalam sehari.

Di mana kedudukan anda? Sudah pasti, anda bukan seorang fakir, kerana bukan nilai RM3 itu yang diambil kira, tetapi kesemua nilai yang menjadi hak anda seperti rumah, kereta, tanah ladang, dan aset.

Jika anda tidak cukup makan kerana bebanan ini, boleh jadi anda merupakan seorang yang boros atau tidak pandai merancang perbelanjaan. Nasihat saya, dapatkan seorang penasihat kewangan (kena bayar lagi).

Persoalan yang keempat, selepas bayar fidyah, adakah saya bebas dari hutang puasa?

Tidak, belum lagi. Puasa yang telah ditinggalkan itu tetap wajib diqada’ (diganti), dalam nisbah dan kadar yang sama, iaitu satu hari tertinggal bersamaan dengan satu hari qada’. Jumlah fidyah meningkat mengikut tahun, tetapi bilangan puasa tetap sama.

Habis, kenapa perlu bayar fidyah kalau tak bebas hutang? Bayar fidyah adalah kerana lewat mengqada’. Sama seperti konsep kad kredit, lewat bayar kena denda, tapi hutang lama masih perlu diselesaikan.

Persoalan yang kelima, apakah sebab selain lewat, yang mewajibkan kita wajib membayar fidyah?

Ibu mengandung yang tidak berpuasa kerana bimbang zat makanan anak di dalam kandungan, serta ibu yang menyusukan anak yang tidak berpuasa kerana bimbang kekurangan susu di dalam badan.

Keadaan ini berbeza dengan ibu mengandung yang menghadapi kesukaran atau risiko atau sebarang keuzuran syarie, di mana ibu itu hanya perlu mengqada’ sahaja tanpa perlu membayar fidyah.

Persoalan seterusnya, sila isi ruangan komen di bawah untuk dibincang bersama.

Wallahu a’lam.

Contoh mudah (seperti yang dinyatakan di awal artikel):

1. Tinggal puasa 1 hari tahun lepas, bayar 1 cupak.
2. Tinggal puasa 2 hari tahun lepas, bayar 2 cupak.
3. Tinggal puasa 1 hari 2 tahun lepas, bayar 2 cupak.
4. Tinggal puasa 2 hari 2 tahun lepas, bayar 4 cupak.
5. Tinggal puasa 1 hari tahun lepas dan 1 hari 2 tahun lepas, bayar 3 cupak.
6. Tinggal puasa 2 hari tahun lepas dan 1 hari 2 tahun lepas, bayar 4 cupak.

Kesimpulannya, darabkan jumlah hari dengan jumlah tahun lalu (berasingan mengikut tahun) dan kemudian tambahkan kesemua tahun-tahun ini, maka dapatlah jumlah cupaknya.

Mudah bukan? Kalau dapat, cuba kira bayaran fidyah yang wajib dibayar oleh seseorang yang tidak pernah berpuasa selama 40 puluh tahun hidup di atas muka bumi Allah ini… Huh?! Macam kena pakai formula jinjang arithmetik jer?